Bahan Keras Dibagi Menjadi Dua Yaitu

Pengelompokan dan Aplikasi Bahan Keras: Bahan Keras Dibagi Menjadi Dua Yaitu

Bahan keras dibagi menjadi dua yaitu – Bahan keras merupakan material padat yang memiliki sifat mekanik yang unggul, seperti kekuatan tekan, kekerasan, dan ketahanan aus yang tinggi. Pengelompokan bahan keras dapat dilakukan berdasarkan sifat fisik dan sifat kimianya, yang selanjutnya akan menentukan aplikasinya di berbagai bidang.

Pengelompokan Bahan Keras Berdasarkan Sifat Fisik, Bahan keras dibagi menjadi dua yaitu

Pengelompokan bahan keras berdasarkan sifat fisik utamanya didasarkan pada kekerasan, berat jenis, dan titik leleh. Skala Mohs merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk mengukur kekerasan mineral. Bahan dengan kekerasan Mohs tinggi menunjukkan ketahanan terhadap goresan yang lebih besar.

Berlian, dengan kekerasan Mohs 10, merupakan bahan terkeras yang dikenal, dan banyak diaplikasikan sebagai mata bor, alat pemotong presisi, dan perhiasan. Sebaliknya, talk dengan kekerasan Mohs 1, sangat lunak dan sering digunakan sebagai bahan pengisi dalam kosmetik dan industri kertas.

Bahan keras, secara umum, dibagi menjadi dua yaitu bahan keras alami dan bahan keras buatan. Perbedaannya terletak pada proses pembentukannya; bahan keras alami terbentuk secara alamiah, sementara bahan keras buatan melalui proses manufaktur. Sebagai contoh, pemahaman mengenai klasifikasi bahan ini penting dalam berbagai bidang, termasuk dalam pengurusan perizinan usaha, seperti misalnya dalam proses permohonan SIUP UNPAK melalui tautan ini: siup unpak.

Advertisements

Kembali pada pembahasan bahan keras, pemahaman mendalam tentang klasifikasi ini krusial untuk pemilihan material yang tepat dalam berbagai aplikasi.

Nama Bahan Kekerasan (Skala Mohs) Berat Jenis (g/cm³) Titik Leleh (°C)
Berlian 10 3.51 3550
Kuarsa 7 2.65 1713
Talk 1 2.7 – 2.8 >1500 (terurai)

Struktur mikroskopis bahan keras juga berpengaruh pada sifat fisiknya. Berlian memiliki struktur kristal yang sangat teratur dengan atom karbon yang tersusun dalam kisi kubik berpusat muka (FCC). Susunan atom yang rapat dan kuat ini menyebabkan kekerasannya yang luar biasa. Sebaliknya, kaca memiliki struktur amorf, atom-atomnya tersusun secara acak tanpa pola berulang yang teratur. Hal ini menyebabkan kaca lebih rapuh dan kurang keras dibandingkan berlian, meskipun kekerasannya masih tergolong cukup tinggi dibandingkan material lainnya.

Diagram alir pengelompokan bahan keras berdasarkan sifat fisik dapat disederhanakan sebagai berikut: Pengukuran sifat fisik (kekerasan, berat jenis, titik leleh) → Klasifikasi berdasarkan rentang nilai → Pengelompokan bahan keras.

Pengelompokan Bahan Keras Berdasarkan Sifat Kimia

Bahan keras dibagi menjadi dua yaitu

Advertisements

Source: newsgpt.ai

Bahan keras dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama berdasarkan komposisi kimianya: organik dan anorganik. Kelompok organik umumnya tersusun dari rantai karbon, sedangkan kelompok anorganik tersusun dari berbagai unsur selain karbon, atau senyawa karbon anorganik.

Bahan keras organik, seperti kayu keras dan tanduk, rentan terhadap degradasi akibat reaksi oksidasi dan hidrolisis. Bahan keras anorganik, seperti logam dan keramik, lebih tahan terhadap degradasi, tetapi dapat mengalami korosi atau reaksi kimia lainnya tergantung pada lingkungannya.

Contoh bahan keras organik adalah kayu jati, yang terkenal karena kekuatan dan ketahanannya. Contoh bahan keras anorganik adalah baja, yang terkenal karena kekuatan dan ketahanannya terhadap beban. Sifat kimia yang menjadi dasar pengelompokan adalah adanya rantai karbon pada bahan organik dan ketiadaan rantai karbon pada bahan anorganik.

Advertisements

Ikatan kimia yang dominan pada bahan keras organik adalah ikatan kovalen, yang relatif lemah dibandingkan ikatan ionik atau logam yang dominan pada bahan keras anorganik. Hal ini menjelaskan mengapa bahan keras anorganik umumnya lebih keras dan lebih tahan terhadap degradasi dibandingkan bahan keras organik.

Sifat kimia bahan keras sangat mempengaruhi ketahanannya terhadap korosi atau degradasi. Baja, misalnya, dapat mengalami korosi jika terpapar udara lembap, sementara keramik lebih tahan terhadap korosi. Perlindungan permukaan, seperti pelapisan atau penambahan inhibitor korosi, seringkali digunakan untuk meningkatkan ketahanan bahan keras terhadap degradasi.

Aplikasi Bahan Keras dalam Berbagai Bidang

Bahan keras memiliki beragam aplikasi dalam berbagai bidang, diantaranya konstruksi, kedokteran, dan otomotif. Pemilihan bahan keras bergantung pada sifat-sifat yang dibutuhkan untuk aplikasi tertentu.

Lima aplikasi bahan keras dalam konstruksi adalah: (1) Beton bertulang (baja dan semen) untuk meningkatkan kekuatan struktur; (2) Batu bata (keramik) untuk dinding; (3) Granit (batuan alam) untuk lantai dan meja; (4) Baja untuk rangka bangunan; (5) Keramik untuk ubin.

Advertisements

Bahan keras secara umum dibagi menjadi dua yaitu bahan keras alami dan bahan keras buatan. Perbedaannya terletak pada proses pembentukannya; bahan alami terbentuk secara alamiah, sementara bahan buatan melalui proses manufaktur. Sebagai contoh, saat kita mendengar lantunan adzan subuh di Bogor, yang bisa kita akses informasinya melalui situs adzan subuh Bogor , kita mungkin tak menyadari beragam jenis bahan keras yang digunakan dalam konstruksi masjid, mulai dari batu bata hingga beton, yang merupakan contoh dari pembagian bahan keras tersebut.

Pemilihan bahan ini tentu mempertimbangkan faktor kekuatan dan daya tahan bangunan. Kesimpulannya, pengelompokan bahan keras menjadi dua kategori tersebut sangat penting dalam berbagai aplikasi konstruksi.

Nama Bahan Aplikasi Kelebihan Kekurangan
Titanium Implan tulang Biokompatibilitas tinggi, kekuatan tinggi, berat ringan Harga relatif mahal
Zirconia Mahkota gigi Keras, tahan aus, estetis Rentan terhadap keretakan
Hydroxyapatite Pengisi tulang Biokompatibilitas tinggi, osteointegrasi baik Kekuatan relatif rendah

Dalam industri otomotif, bahan keras seperti baja paduan tinggi digunakan untuk komponen struktural seperti sasis dan bodi mobil, karena kekuatan dan ketahanannya terhadap benturan. Serat karbon digunakan dalam komponen ringan untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Penggunaan bahan keras tertentu dapat berdampak pada lingkungan, misalnya penambangan bahan baku dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Upaya untuk mengurangi dampak lingkungan termasuk daur ulang dan penggunaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan.

Advertisements

Tren terkini dalam pengembangan dan penggunaan bahan keras berfokus pada pengembangan material yang lebih ramah lingkungan, berkekuatan tinggi, dan berbobot ringan, seperti komposit serat karbon dan biomaterial.

Perbandingan Dua Kelompok Bahan Keras

Bahan keras dibagi menjadi dua yaitu

Source: wpengine.com

Perbandingan antara bahan keras organik dan anorganik menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam sifat, aplikasi, dan dampak lingkungannya. Bahan keras anorganik umumnya lebih keras, lebih tahan lama, dan lebih tahan terhadap degradasi, tetapi proses produksinya seringkali lebih intensif energi dan berdampak lebih besar pada lingkungan. Bahan keras organik, meskipun lebih mudah terdegradasi, terkadang lebih mudah didapat dan diproses.

Advertisements

Diagram Venn: Lingkaran bahan keras organik dan anorganik saling tumpang tindih. Bagian tumpang tindih menunjukkan beberapa sifat yang mungkin sama (misalnya, keduanya bisa digunakan dalam konstruksi), sedangkan bagian yang tidak tumpang tindih menunjukkan sifat yang berbeda.

Kelebihan bahan keras anorganik: kekuatan tinggi, ketahanan yang baik, dan ketahanan terhadap suhu tinggi. Kekurangan: proses produksi yang intensif energi, dan potensi dampak lingkungan yang lebih besar. Kelebihan bahan keras organik: terbarukan, biodegradable. Kekurangan: kekuatan dan ketahanan yang lebih rendah.

Prosedur pengujian sederhana untuk membedakan kedua kelompok bahan keras dapat dilakukan dengan pengujian pembakaran. Bahan keras organik akan terbakar atau terurai pada pemanasan, sedangkan bahan keras anorganik umumnya tidak akan terbakar atau hanya mengalami perubahan fisik minimal.

Perbedaan bentuk dan ukuran partikel antara dua bahan keras dapat bervariasi secara signifikan. Contohnya, kayu (organik) memiliki struktur seluler yang kompleks dengan serat-serat panjang dan berorientasi, sementara keramik (anorganik) dapat memiliki struktur partikel kristal yang lebih seragam dan padat.

Advertisements

Tinggalkan komentar